25 Maret 2009

Patch Adams









































Saia pertama kali menonton film ini ketika masih duduk di bangku akhir sekolah alias kelas 3 SMA. Kesan pertama saia : Luar biasa! Film ini benar-benar bisa bikin saia terharu, bersemangat, dan semakin meyakinkan saia bahwa sekecil apapun usaha kita ternyata akan sangat bermanfaat bagi orang lain. Dan sampai hari ini, saia sudah menontonnya sebanyak 5 kali and I still want to watch again.. hehe. Film yang diadaptasi dari kisah nyata ini cocok ditonton semua orang. Apalagi buat mereka yang dokter ataupun tenaga kesehatan. Karena dalam film ini, Patch Adams menggunakan pendekatan senyum,tertawa, dan humor dalam mengobati pasien-pasiennya. A Must Watched Movie!
(Dan sekarang, saia lagi nabung buat beli bukunya. hehe..)

Patch Adams, seorang revolusioner sosial, dokter sekaligus badut mendirikan Gesundheit! Institute. Sebuah klinik pengobatan gratis di West Virginia. Patch melakukan metode pendekatan hubungan personal kepada pasien untuk membantu mereka sembuh, bukan semata pendekatan klinis yang diterapkan rumah sakit pada umumnya. Uniknya, tiap kali melakukan pemeriksaan atau uapaya pendekatan personal ia seringkali memakai hidung badut berwarna merah untuk menghibur anak-anak kecil yang sakit ataupun mengajak pasien yang gelisah berjalan menuruni bebukitan. Adapun bukunya yang telah terbit dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, adalah proses panjang Patch Adam bagaimana ide ’melawan’ sistem pengobatan konservatif berorientasi kapitalis itu dibangun.

Patch Adams mengembangkan sebuah rumah sakit yang menggunakan tawa sebagai obat, cinta sebagai mata uangnya dan kepercayaan serta dukungan sebagai fondasi pembangunannya. Sebab dalam praktek kedokteran yang ideal, menyembuhkan merupakan interaksi antarmanusia yang penuh kasih sayang, bukan transaksi bisnis. Kaum profesional di bidang kesehatan harus ’berani’ mengulurkan tangan pada pasien yang menunjukkan rasa sakit dan kerapuhan mereka. Demi kesehatan pasien; staf, dokter harus berusaha keras membangun persahabatan dengan pasien secara mendalam. Sebab persahabatan adalah obat paling mujarab untuk menyembuhkan penyakit (hal. 47).

Karena konsep dasar pelayanan kesehatan adalah cinta dan persahabatan, maka biaya haruslah dihindarkan. Artinya, melayani adalah tugas kemanusiaan. Dan tugas mulia itu tidak butuh bayaran. Pasalnya, biaya yang tidak terkendali dalam bidang kedokteran mendorong keserakahan. Dan keserakahan adalah musuh utama persahabatan. Dalam perhabatan yang lahir dan dibangun adalah berbagi dalam segala hal baik susah dan senang. Itulah sebabnya rumah sakit Patch Adams mirip sebuah sirkus.

Bukan saja karena staf rumah sakit Gesundheit! Institute tersebut tidak hanya dokter dan perawat saja. Melainkan para ahli pengobatan alternatif seperti akupuntur, sinsei dan jamu tradisional. Tetapi juga para dokternya dan stafnya kerap berpakaian badut dan melucu sehingga membuat pasien tersenyum dan tertawa. Mengapa? Karena humor adalah obat semua penyakit. Humor telah diperkenalkan secara gencar sebagai pemberi kesehatan di sepanjang sejarah kedokteran, mulai dari hiprokrates sampai Sir William Osler. Bahkan tak sedikit para pasien yang ternyata bisa sembuh setelah menderita penyakit yang kronis karena humor. Benar memang kebenaran tersebut hanyalah berdasarkan pengalaman, meski demikian buku kedokteran mainsream belum menyangkalnya.(hal. 87).

Barangkali karena dianggap sebagai hiburan, setiap bulan ada sekitar ratusan bahkan ribuan orang mengunjungi rumah sakit tersebut. Sebagian selama sejam, sebagian selama berhari-hari. Jumlahnya bervariasi dari satu sampai lima puluh tama yang bermalam setiap malamnya. Mereka datang karena mendengar klinik tersebut menawarkan pengobatan alternatif, tidak memungut bayaran alias gratis dan bersenang-senang. Pasiennya beragam. Mulai orang-orang yang ingin bunuh diri, orang yang berkelahi dengan orang tercinta, hingga penderita penyakit kronis. Semuanya hidup dalam sebuah komunitas seerti babes in Toyland: naif, lugu dan bodoh.

Bagaimana bisa bertahan tanpa penghasilan? Ternyata para stafnya rumah sakit tersebut bertahan hidup dari profesi sambilan dengan bekerja di tempat lain dengan sistem paruh waktu. Setiap orang harus menyumbang $ 19 per blan untuk sewa gedung. Mereka juga bertahan hidup dari hadiah dari teman-teman dekat. Mulai dari pakaian, musik, perabotan berkebun, kendaraan bekas, bahkan binatang piaraan. Hal tersebut dilakukan hanya demi melayani pasien agar mereka bisa menikmati hidup sehat dan berbahagia.

Karenanya buku ini layak untuk menjadi bacaan wajib untuk para pasien, dokter dan seluruh lapisan masyarakat bahwa biaya kesehatan murah dan rumah sakit gratis bukanlah sebuah mimpi. Patch Adams melalui Gesundheit! Institute telah membuktikannya. Dan saiarasa semua dokter mampu melakukannya, kecuali mereka yang anti terhadap perubahan.

Kapan ya ada "Patch Adams dan Gesundheit! Institute " di Indonesia???
hehe...


sumber: beberapa artikel di internet,dan resensi buku Patch Adams.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar